Minggu, 06 Januari 2013

Yang Tidak Sempurna Bisa Menjadi Sempurna Bila Dilihat Dari Sudut Pandang Yang Benar



Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak.

Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, sedangkan Tempayan Retak hanya dapat membawa air setengah penuh.

Selama satu tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun Si Tempayan Retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya. Dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya.

Setelah satu tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, Tempayan Retak itu berkata kepada si tukang air, “Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu.”

“Kenapa?” tanya si tukang air, “Kenapa kamu merasa malu?”

“Saya hanya mampu, selama satu tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya
dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor
sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena kekurangmampuanku itu, saya telah membuatmu rugi.” kata Tempayan itu.

Si tukang air merasa kasihan pada Si Tempayan Retak, dan dalam belas kasihannya, ia berkata,
“Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”

Benar, ketika mereka naik ke bukit, Si Tempayan Retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur.

Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya
telah bocor, dan kembali Tempayan Retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.

Si tukang air berkata kepada Tempayan itu, “Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu, tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu. Itu karena aku selalu menyadari akan kekurangmampuanmu. Dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu,
Dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama satu tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.

Janganlah mudah menyerah dengan ketidaksempurnaan/kekurangmampuan yang kita miliki.
Bila saat ini kita merasa lemah dan tak berdaya karena ketidaksempurnaan kita, yakinlah bahwa ketidaksempurnaan/kekurangmampuan kitapun ternyata masih bermanfaat untuk orang lain. 
Just do your best in your life !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar